Biografi Kewirausahaan: Reza “Axl” Nurhilman, Sang Presiden Maicih


Dunia usaha terutama di Indonesia, saat ini sedang mengalami perkembangan pesat. Hal tersebut ditunjang dengan peningkatan konsumsi atau daya beli masyarakat kita. Ditambah pula dengan bonus demografi, yaitu membengkaknya jumlah penduduk produktif yang berpotensi menjadi engine of growth bagi perekonomian, yang akan didapatkan oleh Indonesia mulai di tahun 2010 dan akan mencapai puncaknya di sekitar tahun 2020. Tentu hal tersebut merupakan pangsa pasar yang potensial yang harus segera ditangkap peluangnya oleh setiap orang yang ingin sukses secara finansial sekaligus melakukan perubahan ke arah yang lebih baik untuk masyarakat sekitarnya.

Seorang sosiolog bernama David McCleland mengemukakan bahwa, apabila sebuah negara ingin menjadi makmur, minimal sejumlah 2% dari prosentase keseluruhan penduduk di negara tersebut menjadi wirausahawan. Indonesia sendiri sampai saat ini menurut sebuah riset jumlah penduduk yang menjadi wirausaha baru sekitar 0,18%, meskipun, jumlahnya saat ini semakin meningkat. Namun tidaklah mengherankan apabila saat ini, kondisi pereekonomian Indonesia tertinggal jauh dari negeara tetangga yaitu Singapura yang memiliki prosentase wirausaha sebesar 7%, Malaysia 5%, China 10%, apalagi jika harus dibandingkan dengan negara adidaya Amerika Serikat yang hampir 13%  penduduknya menjadi wirausahawan.

Maka dari itu, dengan ditumbuhkembangkanya pengetahuan seputar kewirausahaan, akan membangkitkan semangat masyarakat Indonesia khususnya generasi muda atau mahasiswa, untuk ikut menciptakan lapangan kerja dengan berwirausaha, tidak hanya menjadi pencari kerja (job seeking). Dengan dilandasi semangat nasionalisme bahwa bangsa Indonesia harus mampu bersaing di kancah percaturan perekonomian dunia, maka akan banyak mahasiswa yang termotivasi untuk meningkatkan kualitas dirinya dan mencetuskan ide-ide kretaif dalam bidang kewirausahaan yang berdaya saing tinggi.

Dengan semakin banyak wirausahawan di suatu negara, maka akan meningkatkan daya saing negara tersebut. Hal tersebut disebabkan pertama, sebuah negara yang memiliki wirausahawan banyak tentunya akan mendapatkan penghasilan yang besar dari sektor pajak, atas kegiatan ekonomi yang mereka lakukan. Dengan semakin banyak penduduk menjadi wirausaha, maka ekonomi mereka akan mandiri, tidak akan bergantung pada sistem ekonomi kapitalis, dalam hal ini pemerintah harus pro aktif menyediakan modal bagi para pengusaha agar benar-benar produktif dengan bunga yang kompetitif dan tidak menghancurkan pengusaha maupun pemerintah, hasil keuntungan usaha mereka akan disimpan di bank-bank dalam negeri, sehingga perputaran uang semakin lancar, dengan hal tersebut maka modal mereka akan bertambah sehingga mampu menembus pangsa pasar global, yang nantinya menaikkan neraca ekspor-impor dan akan menambah devisa negara secara signifikan.

Selanjutnya ditinjau dari segi GNP (Gross National Product), apabila semakin banyak uang yang dihasilkan oleh putra-putri bangsa Indonesia, karena berwirausaha maka uang yang dihasilkan berpeluang semakin besar, berbeda dengan gaji yang nominalnya relatif tetap. Hasil wirausaha akan meningkatkan GNP yaitu keseluruhan barang dan jasa yang diproduksi warga negara penduduk tersebut di manapun berada (di dalam dan luar negeri). Dengan meningkatkan GNP ini maka akan semakin memperkuat ekonomi nasional secara makro dan mempercepat roda pembangunan nasional, karena ketersediaan anggaran semakin meningkat.

Dari beberapa dampak positif kewirausahaan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa kewirausahaan bertujuan untuk meningkatkan ekonomi masyarakat dan secara umum meningkatkan harkat dan martabat pribadi wirausahawan serta bangsa dan negara. Dengan pengetahuan tersebut diharapkan akan semakin banyak warga negara Indonesia khususnya mahasiswa yang terjun dalam dunia usaha.

Penulis mengambil contoh pelaku wirausaha yang sukses di usia muda yaitu Reza “Axl” Nurhilman yang adalah Presiden dari Maicih, produk jajanan lokal khas Jawa Barat yang memiliki varian kreatif dengan sistem marketing yang inovatif di mana produk Maicih ini baru berdiri di tahun 2010 namun saat ini telah mencapai omzet miliaran rupiah. Tidak hanya itu, Reza memiliki misi di mana usahanya tersebut tidak hanya memiliki nilai bagi dirinya sendiri, melainkan bagaimana dia dapat menciptakan lapangan kerja baru dan mengakomodir kemampuan warga di lingkungan sekitarnya sehingga menjadi lebih produktif dan mengalami peningkatan hidup yang signifikan.

And here we go, tulisan saya mengenai analisis gaya entrepreneurship dan kepemimpinan dari salah satu entrepreneur sukses di Indonesia, Reza Nurhilman. Let’s check this out!

      1. Biografi Reza “Axl29” Nurhilman

 avatar_1_6554 Reza “Axl” Nurhilman adalah anak ketiga dari 3 bersaudara. Sejak kecil, beliau dibesarkan di Kota Cimahi bersama orangtua angkatnya sampai duduk di bangku SMP. Reza yang dijuluki Presiden Maicih ini tidak memiliki figur seorang ayah dan hanya ibu sebagai tulang punggung keluarga untuk mecukupi kebutuhan 3 orang anaknya.AXL29″

SMA adalah merupakan masa-masa bersejarah untuk Reza. Munculnya nama Axl yang diawali karena kecintaannya terhadap vokalis Guns ‘n Roses dan proses pencarian jati diri merupakan tahapan Reza dalam memasuki ‘kerasnya’ pergaulan, hingga proses mengubah sikap menjadi sosok yang memiliki visi yang besar dan impian yang tinggi. Proses perubahan 180 derajat ini menjadi titik jatuh bangunnya Reza selama empat tahun (2005-2009) untuk menuju impian dan kesuksesan yang diraihnya.

Pada tahun 2010 usaha Reza melalui makanan kampung “Maicih” menjadi jalan yang diberikan atas jerih payah dan perjuangannya. Setahun setelahnya, impian-impian Reza mulai terwujud satu demi satu.

Berbagai penghargaan Reza dapat dari berbagai institusi atas pencapaian pemuda berusia 26 tahun ini. Hingga sekarang, Reza sibuk memberikan pelatihan-pelatihan untuk menginspirasi anak-anak muda dan mencetak jutawan-jutawan baru dalam meraih impian demi orang-orang yang dikasihi dan bermanfaat bagi masyarakat. Selain itu, Reza pun kerap tampil sebagai pembicara di berbagai kampus di Jakarta dan Jawa Barat, menjadi wakil dari budaya lokal dalam acara-acara tertentu. Reza juga belasan kali diliput atau jadi pembicara di media cetak (majalah dan koran) maupun elektronik di sejumlah tv dan radio di tanah air.

Saat ini, selain terus membangun PT. Maicih Inti Sinergi dengan ekspansi usaha ke bidang properti (Maicih Property), Reza pun membentuk AXLent Academy dengan tetap menjalankan Icihers Magazine, dan terakhir adalah penerbitan buku Revolusi Pedas yang dilaunching di Blitz Megaplex Grand Indonesia, Jakarta pada tanggal 29 Juni 2012 yang lalu.

Yang menarik dari selain dari segi pengemasan makanan tradisional Jawa Barat tersebut, Reza Nurhilman menamai susunan manajerial perusahaan Maicih dengan sebutan yang tidak lazim umumnya digunakan oleh perusahaan umum lainnya. Yaitu penamaan ‘Menteri’ bagi masing-masing kepala divisi yang membantu dalam perusahaannya serta penamaan ‘Jenderal’ untuk bagian penjualan yang merupakan jenis penjualan langsung tanpa outlet.

2. Sejarah dan Perkembangan Maicih

maicih_new   Belum genap setahun, ‘keripik setan’ bermerek Maicih menjadi ikon jajanan yang fenomenal di Bandung. Hingga saat ini, banyak orang yang penasaran akan cemilan pedas tersebut. Pada awalnya, Reza menemukan resep keripik dari seorang nenek-nenek. Reza bertemu sosok emak-emak (Nenek-nenek) yang memang mempunyai resep keripik lada atau keripik setan yang rasanya enak. Sosok emak-emak tersebut bukan bernama Maicih. Reza sendiri membuat nama tersebut agar lebih nyeleneh dan mudah diingat orang. Sosok emak-emak ini identik dengan ke-icihan karena selalu pakai ciput. Nama aslinya bukan Mak Icih, sehingga biar nyeleneh saja jadi diberi nama Maicih. Menurut Reza, Emak tersebut tidak menjual keripik setannya secara komersil. Keripik hanya diproduksi saat momen-momen tertentu saja.

Kemudian Reza memulai usaha keripik pedas Maicih ini bekerja sama dengan produsen keripik pedas di Kota Cimahi pada pertengahan 2010 dengan modal 15 juta dan produksi 50 bungkus per hari. Varian awalnya hanya keripik dan gurilem yang diproduksi dari level 1 sampai dengan level 5 dan dipasarkan dengan cara berkeliling dan memanfaatkan akun sosial media secara word of mouth dengan hashtag #maicih.

Pada awal tahun 2011, industri rumah tangga ini diresmikan secara resmi dengan nama CV. 29 Synergi. Perusahaan ini kemuddian meraih kesuksesan dan mulai dikenal masyarakat dengan merek dagang ‘Maicih’ pada Februari2011 dan diliput oleh salah satu acara di Trans TV di program Realita Bingkai Berita. Reza Nurhilman bersama tim menggunakan akun Twitter official dari perusahaan @infomaicih sebagai senjata utama pemasaran mereka.

Kemudian PT. Maicih Inti Sinergi memisahkan diri dari produsen awal dan memiliki pabrik sendiri setelah permintaan semakin meningkat yang resmi didirikan pada tahun 2011 dengan Reza Nurhilman sebagai Komisaris. Untuk menghindari pemalsuan produk, Logo ‘Maicih’ mulai dipatenkan hak ciptanya. Produk Maicih dari PT. Maicih Inti Sinergi adalah : Keripik pedas level 3, keripik pedas level 5, keripik pedas level 10, baso goreng (basreng), gurilem, seblak pedas original, dan seblak keju pedas. Produk Maicih dari PT. Maicih Inti Sinergi yang resmi hanya bisa didapatkan di Jendral dan Tim Jendral yang tercantum di twitter @infomaicih.

Adapun susunan manajerial PT. Maicih Inti Sinergi adalah: Presiden, Menteri Pangan, menteri Perhubungan, Menteri SDM, dua Menteri Menkominfo, dan Menteri Keuangan. Sedangkan total jenderal yang ada saat ini adalah sebanyak 144 orang, terbagi menjadi 4 kategori jenderal, yaitu: Jenderal Sepuh, Jenderal Batch 1, Jenderal Batch 2, dan Jenderal Batch 3.

Selain memproduksi dan menjual produk-produk Maicih, PT. Maicih Inti Sinergi pun melakukan kegiatan-kegiatan bersama konsumennya. Di antaranya: Meet & Greet Presiden Maicih, Grand Lauching buku Revolusi Pedas karya Reza Nurhilman, penerbitan Icihers Magazine, dan lain sebagainya.

Pencapaian Maicih saat ini adalah telah membuat varian produk keripik pedas hingga level 10, permintaan konsumen sangat tinggi dengan kapasitas produksi hingga kini 2000 bungkus per hari, omzet dari perbelanjaan keripik yang dilakukan oleh para jenderal yang mencapai 7 miliar per bulan, dan pemasaran yang menjangkau seluruh wilayah Indonesia.

Selain itu, salah satu yang membuat unik dari Maicih adalah sebutan atau istilah yang dilemparkan manajemen Maicih ketika berkomunikasi dengan para calon konsumen dan pelanggannya melalui twitter. Ada “Emak” (nenek) untuk pembuat keripik Maicih dan “Cucu” untuk konsumennya. Kemudian, ada “Jenderal” untuk reseller-nya, “Icihers” untuk sebutan gaul penggemar Maicih, “Republik Maicih” untuk manajemen, hingga istilah “tericih-icih” untuk menggambarkan ketagihan akan pedasnya Maicih.

Dengan Tagline: “For Ichihers With Love“, Maicih ingin tampil dekat dengan para penggemarnya, selalu memanjakan penggemarnya di seantero nusantara dengan cita rasa yang berkualitas. Proses pemasaran produk ini pun berbeda dengan kudapan unik kota Bandung lainnya. Calon pelanggan hanya bisa mengetahui di mana Maicih berjualan tiap harinya melalui situs microblogging twitter. Tiap hari @InfoMaicih akan memberi kabar di mana produk Maicih bisa didapatkan. Tim pemasaran Maicih yang disebut sebagai Jenderal, akan menjual produk Maicih di lokasi-lokasi tertentu. Mulai dari kampus, kantor, atau tempat keramaian lainnya. Mereka selalu mobile sesuai posisi para jenderal. Cara pemasaran yang cukup unik ini terbukti mendongkrak nama Maicih di jagat twitter sebab banyak yang penasaran seperti apa produk Maicih karena membaca kicauan pengguna twitter mengenai Maicih ini yang berseliweran tiap saat.

Harapan ke depan dari Reza, bahwa pemasaran Maicih tidak hanya nasional, tetapi go international. Sejauh ini baru Singapura dan Jepang melalui sistem pengiriman dengan jenderal para TKI di sana.

3. Analisis Gaya Entrepreneurship Reza Nurhilman

342166617Kerja keras dan inovasinya yang luar biasa menjadikan produknya sangat fenomenal di Indonesia. Pasar marketing yang dibidikpun unik dan inovatif, mengikuti perkembangan zaman yang memanfaatkan jejaring sosial twitter untuk media informasi keberadaan produknya. Reza mengetahui betul bagaimana cara mengemas dan memasarkan produk yang sebetulnya umum di masyarakat agar lebih bernilai dan kemudian dinikmati banyak orang.

Sesuai dengan apa dikemukakan oleh Hendro dan Chandra dalam bukunya Be a Smart and Good Entrepreneur (2006, p. 21) mengenai wirausahawan, Reza menggunakan segala pengetahuan, kemampuan, pengalaman, jaringan, informasi yang didapat, sumber–sumber yang ada (uang, bakat, lingkungan, keluarga, dan lain–lain), waktu, masa depan, dan kesempatan. Meskipun usianya baru berumur 26 tahun, namun dia mampu memaksimalkan sumber daya yang dimilikinya, sebagaimana motto dalam judul bukunya: sikap, keyakinan, dan totalitas. Motto tersebut dia maksudkan adalah bahwa dia berharap kepercayaan pelanggan terjaga dan kekompakan tim pemasaran tetap berlangsung. Loyalitas terhadap keripik Maicih ini mendorong mereka membentuk satu komunitas yang bernama Icihers.

Kunci sukses pada bisnis yang dilakukan Reza adalah terletak pada bagaimana cara dia berpikir “out of the box”. Hal ini ternyata ampuh dilakukannya terbukti dengan usaha yang dia jalani sekarang sangat menjadi bahan perbincangan di kalangan anak muda. Orang penasaran ingin mencoba apa itu maicih, yang digembar-gemborkan orang di twitter dan facebook. Reza sengaja membuat produknya eksklusif agar orang penasaran. Dia tidak membuka toko seperti layaknya kebanyakan penjual, namun dijual dengan memanfaatkan media twitter sebagai informasi lokasi di mana para Jenderal (agen) Maicih menjajakan dagangannya. Melalui jaringan kekerabatan, Reza mencoba menciptakan isu atau word of mouth (WOM). Salah satunya, dengan tingkat kepedasan keripik Maicih tersebut. Reza sukses karena berkat ketekunan dan keyakinannya mengenai bisnis yang dia jalankan.

Dalam proses penerimaan para jenderal sebagai agen penjualan Maicih, Reza dan rekan-rekan manajemennya pun tidak sembarangan dan melalui proses seleksi yang ketat. Reza dan manajemen Maicih berhasil membangun misi menciptakan gengsi profesi seorang jenderal yaitu dengan membuat batch untuk tiap-tiap pembelian yang dilakukan oleh para jenderal. Untuk batch pertama, nilai pembelanjaan para jendral minimal Rp5 juta per minggunya. Batch dua, nilai pembelanjaan produk Maicih minimal Rp10 juta per minggunya. Sementara batch tiga, kategori baru, nilai pembelanjaan minimal Rp100 juta per minggunya. Para jenderal pun dibebaskan untuk berinovasi dalam memasarkan produk Maicih. Selain itu, calon jenderal harus diwawancara di Bandung kemudian lulus Akademi Jenderal Maicih (Axl Academy) yang diisi dengan materi seputar team work, inovasi, character building, dan soft skill lainnya. hasilnya, banyak para jenderal sesuai dengan areanya masing-masing melakukan banyak inovasi dalam proses penjualan Maicih yang kemudian mendongkrak penjualan Maicih. Dari gambaran mengenai proses para jenderal tersebut, dapat kita lihat pemikiran “out of the box” Reza dalam bidang pemberdayaan sumber daya manusia yang lain dari pada yang lain. Reza tidak hanya melihat bahwa yang terpenting adalah penjualan Maicih yang signifikan, tetapi juga kualitas sumber daya manusia-nya pun harus ditingkatkan.

Keberhasilan Reza dalam membangun brand Maicih kemudian turut menciptakan banyak kompetitor dengan varian dan level keripik yang sama. Reza beserta manajemen kemudian melakukan inovasi baru yakni menciptakan varian baru Maicih dan re-packaging kemasan. Selain itu, Republik Maicih jauh lebih agresif menjadi pembicara di acara seminar atau workshop, menjadi narasumber di media elektronik, cetak, maupun online, hingga menggelar program corporate social responsibility. Bahkan, untuk menunjukkan bahwa Maicih adalah sang pionir, Republik Maicih sengaja memasang reklame Maicih di papan billboard akbar di wilayah Bandung. Selain itu juga, dalam waktu dekat Republik Maicih akan mengeluarkan merchandise dan wardrobe Maicih karena ambisi Reza menjadikan Maicih sebagai jajanan khas Bandung.

Kondisi masa lalu Reza sesuai dengan teori Wirausaha Kirznerian, di mana ada unsur ekonomi, sosiologi, psikologi, dan perilaku berdasarkan pengalaman masa lalu dan kondisinya saat itu.

Kondisi Reza pasca SMA yang bekerja serabutan pun menjadi faktor seseorang memliki motif wirausaha. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Hendro & Chandra W.W (2006, p103-106), yakni ada beberapa aspek yang mempengaruhi keinginan seseorang untuk memilih jalur wirausaha sebagai jalan hidupnya, salah satunya, merupakan pengaruh pengalaman hidup dari kecil hingga dewasa, baik oleh lingkungan ataupun keluarga.

Jiwa wirausaha yang tidak hanya menciptakan kesejahteraan bagi dirinya tapi juga lingkungan sekitarnya, dijalankan oleh Reza dan Republik Maicih yakni bekerja sama dengan warga setempat di sebuah kampong di Bandung, Jawa Barat untuk memproduksi Maicih. Hasilnya, warga merasakan perubahan yang signifikan dan taraf hidup yang lebih baik karena jika dulu penjualan sehari hanya 100 buah, sekarang setelah bermitra, penjualan sehari dapat mencapai 2.000 buah.

 Tidak berhenti di sana saja, Reza juga menulis sebuah buku berjudul “Revolusi Pedas Sang Presiden Maicih”. Melalui buku tersebut, Reza ingin mengubah paradigma seseorang dalam mencapai kesuksesan. Dia ingin menginspirasi semua anak muda Indonesia untuk berjuang meraih impian. Hal tersebut tidak bisa dilepas dari kondisi dulu keluarga Reza yang merupakan bungsu dari tiga bersaudara di mana hingga SMP, Reza dibesarkan oleh orangtua angkatnya di Cimahi. Reza tidak memiliki figur seorang ayah dan hanya ibu sebagai tulang punggung keluarga untuk mencukupi kebutuhan tiga orang anaknya. Masa-masa mencari jati diri semasa SMA-lah yang mengubahnya menjadi sosok yang memiliki visi yang besar dan impian yang tinggi.

2 thoughts on “Biografi Kewirausahaan: Reza “Axl” Nurhilman, Sang Presiden Maicih

Leave a comment